Sunday, 15 January 2012

Wanita Makin Matre Demi Cinta?


Apa mau dikata jika kita ditakdirkan hidup dengan kondisi miskin saat ini. Kadang untuk sekadar mengganjal perut susah, apalagi memenuhi kebutuhan hidup lainnya. Tidak jarang, kaum miskin kerap mendapat diskriminasi karena kondisi sosialnya ini. Sampai-sampai urusan asmara pun, pria miskin sering tidak dipedulikan wanita.

Kenyataan ini terungkap dari sebuah survey di China. Banyak wanita di sana kurang menaruh simpati pada pria yang hidup dengan modal harta seadanya. Ada kekhawatiran dari para wanita jika hidupnya kurang terjamin setelah menikah jika memilih pria miskin.

Survey ini dilakukan oleh Asosiasi Pekerja Sosial China dan situs kencan online Baihe. Survey melibatkan 50 ribu warga China usia 20-60 tahun. Sebagian responden wanita mengatakan, mereka memberikan “lampu hijau” lebih besar buat pria yang berdompet tebal. Bagi mereka pendapatan memadai, kepemilikan tabungan, dan tempat tinggal adalah modal utama yang harus dipersiapkan pria sebelum berani mengajak nikah.

Sementara itu, hampir 80 persen wanita menghendaki pasangannya punya pendapatan minimal per bulan 4 ribu yuan yang setara US$ 635. Sedangkan 25 persennya, berharap hidup dengan pria berpenghasilan 10 ribu yuan lebih.

Kondisi wanita yang terlihat matre di China ini diperparah dengan kebijakan baru soal harta. Aturan yang berlaku sejak Agustus lalu itu menyatakan, pemilik harta yang dimiliki seseorang sebelum menikah tetap menjadi milik orang yang terdaftar sebagai pemilik sebelumnya. Dalam arti, kepemilikan harta itu tidak lantas menjadi milik bersama usai pasangan menikah.

Inilah yang kemudian membuat sebagian wanita di China agak “menggila”. Mereka meminta syarat agar semua harta yang dimiliki calon mempelai pria dibaliknamakan atas nama si wanita atau keluarga si wanita. Mereka seperti tidak mau ambil risiko mengurusi harta “gono-gini” jika pernikahan akan berakhir dengan perceraian. Ada 40 persen responden wanita yang menginginkan hal ini. Sementara itu, dari pihak pria juga ada 40 persen responden yang tidak akan mau menyanggupinya.

Namun syukurlah, dari survey itu masih mendapati sebagian kecil persentase responden wanita yang lebih menganggap harmonisasi dalam keluarga itu lebih penting. Ada enam persen responden wanita yang cuek calon pasangannya kaya atau miskin. Mereka lebih mementingkan sisi romantisme dalam berumah tangga.

Sekali pun hasil ini cukup mencengangkan, semua responden tetap sepakat bahwa di balik itu semua harus ada rasa saling mencintai antara kedua mempelai.
Sumber: Sidomi







No comments: